Magnet tentu saja bukan merupakan suatu kata yang baru
untuk kita dengar, melainkan suatu kata yang sangat lumrah dan tak asing di telinga kita. Magnet
bahkan telah sangat banyak berperan di dalam kehidupan
manusia. Sebagai contoh penggunaan bahan magnetik
adalah inti transformator, magnet pada pengeras suara dan masih banyak lagi contoh
penggunaan ahan magnetik yang lain.
Bahan listrik
khususnya bahan magnetik
sudah sering digunakan
oleh masyarakat luas untuk berbagai
macam aplikasi peralatan listrik seperti yang telah disebutkan
di ats. Dan tentunya peralatan tersebut didukung oleh keamanan
peralatan serta keamanan konsumen atau pengguna.
Untuk itu pengguna harus mengetahui bahan magnetik yang ada dan diperhatikan dalam ketepatan pemilihan
bahan oleh para pengguna.
Bahan-bahan dibagi menjadi 5 berdasarkan sifatnya terhadap kemagnetannya,
yaitu diamagnetik, paramagnetik,
feromagnetik,
anti
ferromagnetik,
dan
ferrimagnetik (ferri).
Untuk itu diperlukan suatu informasi bagi pengguna
agar dapat menentukan bahan-bahan magnetik yang dapat digunakan pada peralatan listrik
khususnya mengenai bahan-bahan magnetik.
Penggolongan Bahan-bahan Magnetik
Menurut
sifatnya terhadap adanya pengaruh
kemagnetan, bahan dapat digolongkan menjadi 5 yaitu diamagnetik, paramagnetik, feromagnetik, anti
ferromagnetik, dan ferrimagnetik (ferri).
1. Bahan diamagnetik adalah
bahan yang sulit menyalurkan garis gaya magnet (ggm). Permeabilitasnya sedikit lebih
kecil dari 1 dan tidak mempunyai
dwikutub yang permanen. Bahan-bahan diamagnetik antara
lain: Bi, Cu, Au, Al2O3, Ni SO4.
2. Bahan paramagnetik adalah bahan yang dapat menyalurkan ggm tetapi tidak
banyak. Permeabilitasnya sedikit lebih besar dari 1, susunan dwikutubnya tidak beraturan. Bahan-bahan
paramagnetik
antara lain: Al, Pb, Fe2SO4, FeSO4, FeCl2, Mo, W, Ta, Pt, dan Ag.
3. Bahan ferromagnetik mudah menyalurkan ggm. Permeabilitasnya jauh di atas
1.
Bahan ferromagnetik antara lain: Fe, Co, Ni, Gd, Dy. Resisitivitas bahan ferromagnet adalah
rendah. Hal ini yang menyebabkan pemakaian
ferromagnet terbatas pada frekuensi rendah.
4. Teori anti ferromagnetik dikembangkan oleh Neel seorang
ilmuwan Perancis.
Bahan anti ferromagnetik mempunyai suscepbilitas
positif
yang kecil pada segala suhu, tetapi perubahan suscepbilitas karena suhu adalah keadaan yang
sangat khusus. Susunan
dwikutubnya adalah sejajar
tetapi berlawanan arah.
Bahan anti ferromagnetik antara lain: MnO2, MnO, FeO, dan CoO.
5. Bahan ferrimagnetik memiliki resisitivitas
yang jauh lebih tinggi
dibanding
bahan ferromagnet. Karena
itu ferrimagnet (ferrit)
layak digunakan pada peralatan yang menggunakan frekuensi tinggi disamping
arus-eddy yang terjadi padanya kecil. Rumus bahan ferrimagnetik adalah MO. Fe2O3 (M adalah logam bervalensi 2 yaitu Mn, Mg, Ni, Cu, Co, Zn, Cd).
Contoh: ferrit, seng, nikel
rumusnya adalah αNiO, βZnO, Fe2O3
dimana α+β =1.
Gambaran dwikutub bahan-bahan magnet seperti gambar 2.1.
(A) |
(B) |
(C) |
(D) |
Gambar 2.1. Susunan dwikutub bahan-bahan magnetik
a. paramagnetik b. ferromagnetik
c. antiferromagnetik d. ferrimagnetik
Istilah bahan magnetik untuk umum yang digunakan hanyalah bahan ferromagnetik. Bahan-bahan
ferromagnetik dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:
3. Bahan yang mudah dijadikan magnet yang lazim disebut bahan magnetik lunak.
3. Bahan yang mudah dijadikan magnet yang lazim disebut bahan magnetik lunak.
Bahan ini banyak digunakan untuk inti transformator, inti motor atau generator, rele, peralatan sonar atau radar.
4.
Bahan ferromagnetik yang sulit dijadikan
magnet tetapi setelah
menjadi magnet tidak mudah kembali seperti semula disebut bahan magnetik keras, bahan ini
digunakan untuk pabrikasi magnet permanen.
Sifat-sifat bahan magnetik adalah mirip dengan sifat-sifat bahan dielektrik.
Momen atom dan molekul-molekul yang menyebabkan adanya dwikutub adalah sama
dengan momen dwikutub pada bahan dielektrik. Magnetisasi pada bahan magnet seperti
halnya polarisasi pada bahan dielektrik.
Parameter – Parameter Magnetik
1. Permeabilitas dan susceptibilitas magnetik
Pada perhitungan – perhitungan tentang
magnet, terdapat hubungan
antara fluxi (B) dengan satuan Wb/m2 atau tesla dengan kuat medan (H) dengan satuan A
lilit/ m sebagai berikut :
B = μ H
μ = μr . μo
sehingga
:
B = μr . μo . H
μ adalah
permeabilitas bahan yang merupakan hasil perkalian permeabilitas absolut (μo) dengan
permeabilitas relatif
(μr) . Besarnya μo = 4.
π . 10-7 H/m. Kuantitas yang diekspresikan (μr – 1) disebut magnetisasi per unit dari intensitas
maka
demikian pula dengan
μr- 1. Besarnya μ untuk bahan ferromagnetik adalah tidak konstan. Jika arus I
dialirkan melalui kumparan dengan inti adalah bertambah
dari nol bertahap sehingga medan
magnet dan rapat fluksi bertambah. Pada gambar
4.2 kurva OP mula – mula naik dengan tajam , kemudian setelah mencapai tahapan tertentu kurvanya mendatar,
hal ini karena
B telah mencapai
kejenuhan (saturasi). Pada gambar
4.2 setelah titik P dicapai
, kemudian I diturunkan secara
bertahap, maka diperoleh kurva PQ
yaitu pada saat I sama dengan
nol, masih terdapat sisa
kemagnetan (Br) . Daya Koersip (coersive force) yaitu
apabila
besar
H
akan
bertambah sehingga B menjadi nol dititik R dan diperoleh Hc . Selanjutnya prosedur
diatas diulang maka didapat kurva PQRSCTP yang disebut Jerat Histerisis magnetik yang luasnya sebanding dengan volume bahan magnetic yang dimagnetisasi , dan kalau inti diberi arus bolak
– balik akan menimbulkan eddy current
yang disebut arus pusar atau arus
focoult.
2. Momen magnetik
Jika sebuah yang dilewati arus (I) diletakan pada rapat fluksi yang merata
akan menimbulkan torsi , besar torsi akan tergantung pada : Luas kumparan , arus dan rapat fluksi yang terpotong
bidang kumparan.
Momen dwikutub
magnetik hubungan dengan torsi adalah :
pm = I . A kumparan
Pm dengan satuan A/m2 adalah merupakan
vektor yang arahnya tegak lurus
terhadap kumparan. Apabila batang magnet permanen diletakan didalam medan yang
merata akan menyebabkan torsi
. Jika magnet mendapatkan kutub – kutub
bebas yang berlawanan, dikatakan sebagai momen dwikutub sebagai produk dari kuat kutub dan
jarak antara kutub-kutub.
3 Magnetisasi
Semua bahan adalah memungkinkan
menghasilkan medan magnetik , dari itu secara eksperimental untuk menimbulkan momem magnetik. Besar momen ini per
unit volume disebut magnetisasi dari madium (M) dengan satuan C/m.dt atau A/m .
Induksi magnetik
(rapat fluksi) adalah
penjumlahan dari effek pada keadaan
fakem suatu bahan, besar rapat fluksi (B) menjadi :
B = μo
. H + μo . M M =( μ – 1) . H
= Xm . H
Xm adalah
susceptifitas magnetik . Magnetisasi (M) dari bahan dapat diekspresikan sebagai momen dwikutub magnetik
(pm) dengan satuan C. m2 / dt atau A/m2 dimana
:
M = N . pm
N adalah jumlah
dwikutub magnetic per unit volume.
Berdasarkan susceptibilitasnya dapat dibedakan sifat kemagnetan suatu bahan
yaitu untuk Xm negatif 10-5
adalah diamagnetik, untuk Xm
kecil dan positif 10-3
pada suhu kamar (karena
Xm berbanding terbalik
dengan suhu) adalah paramagnetik , untuk Xm yang besar adalah ferromagnetik
.
Laminasi Baja Kelistrikan
Cara yang paling praktis untuk
mengubah bahan magnetik lunak untuk
menjadi baja kelistrikan adalah dengan menambah silikon ke dalam komposisinya. Cara ini akan
mengurangi rugi histeris dan arus pusar dengan tajam karena relativitasnya bertambah. Paduan baja dengan tambahan silikon sekarang ini
merupakan bahan yang
sangat
penting
untuk
bahan megnetik lunak pada
teknik listrik. Namun perlu diingat
bahwa penambahan silikon akan
menyebabkan bahan menjadi rapuh.
Tabel 4.1 memberikan data campuran silikon pada baja sehubungan
dengan relativitas dan massa jenisnya.
Tabel 4.1 Campuran Si pengaruhnya terhadap relativitas & masa jenis Baja.
Kandungan Si
(%)
|
Resistivitas
ohm.mm2/m
|
Masa Jenis g/cm3
|
0,8 – 1,8
|
1,25
|
7,8
|
1,8 – 2,8
|
0,4
|
7,75
|
2,8 – 4,0
|
0,5
|
7,65
|
4,0 – 4,8
|
0,75
|
7,75
|
Laminasi untuk transformator umumnya mengandung Si sekitar 4%, sedangkan untuk jangkar motor listrik kandungan Si-nya 1 – 2 %.
Namun hal ini dapat diubah-ubah berdasarkan standar masing-masing negara
penghasil mesin-mesin tersebut.
Selanjutnya periksa Tabel 10.2.
Ketebalan laminasi baja transformator untuk inti peralatan listrik adalah
0,1 hingga 1 mm dan yang bisa dipasarkan adalah 0,35 mm dan
0,5 mm dalam bentuk lembaran 2 x 1 m; 1,5 x 0,75 m.
Kurva magnetisasi baja transformator seperti
ditunjukan pada Gambar. 4.3.
Baja listrik jenis lain adalah baja listrik
dengan proses dingin. Kemampuan baja listrik sangat tinggi terutama jika fluksi magnetiknya searah dengan panjang laminasi. Karena kristal baja ini dibuat searah dengan proses dingin dan aniling pada
ruang yang
diisi
hidrogen. Baja
ini
digunakan pada
pembuatan inti transformatordengan lilitan jenis
ribbon (misalnya :
transformator arus).
Baja ini memungkinkan mengurangi berat dan dimensi
transformator 20 hingga
25% dan untuk transformator
radio, hal tersebut dapat mencapai 40%.
Bahan
Magnetik Lunak Lain
Bahan magnetik lunak yang banyak digunakan adalah paduan besi-nikel.
Kurva pada Gambar.4.4 menunjukkan hubungan permeabilitas
dengan komposisi antara besi dan nikel. Pada komposisi nikel 20%
paduan menjadi non-magnetis dan
permeabilitas maksimum dicapai pada komposisi
nikel 21,5% . Paduan yang terdiri dari besi-nikel dengan tambahan molybdenum, chromium atau tembaga dinamakan permalloy.
Permalloy
dibedakan berdasarkan kandungan nikelnya, permalloy nikel
rendah yaitu permalloy yang mengandung nikel 40-50% dan permalloy nikel tinggi
yaitu permalloy yang mengandung nikel 72-80 %. Permalloy nikel rendah
mempunyai permeabilitas yang lebih rendah
dibanding permalloy nikel tinggi, namun induksinya lebih tinggi
pada keadaan jenuh.
Permeabillitas permalloy
berbanding terbalik dengan frekuensinya, seperti yang ditunjukkan Gambar.4.4. Permalloy yang mengandung Ni sangat tinggi akan
mempunyai permeabilitas yang tinggi (hingga 800.000) setelah diadakan tritmen termal. Daya koersipnya rendah yaitu
0,32 hingga 0,4 ampere lilit/m.
Permalloy
difabrikasi pada lembaran
tipis hingga sampai 3 mikron. Permalloy sensitif terhadap benturan dan kemagnetannya sangat dipengaruhi tekanan.
Permeabilitas absolut dari paduan alfiser
yang komposisinya 9.5% Si, 5,6%
Al dan sisanya besi, berkisar antara 10.000
hingga 35.000, daya koersip 1,59 Ampere
lilit/m dan resitivitasnya 0,81 Ohm mm2/m Alfiser sangat regas, sehingga sangat mudah dijadikan bubuk untuk dibuat bahan dielektrikmagnet. Harganya lebih murah daripada permalloy karena kompsisinya tidak tergantung Ni.
Camalloy termasuk bahan magnetik lunak yang komposisinya 66,5% Ni, 30% Cu, 3,5% Fe. Yang menarik dari bahan ini adalah bahan akan kehilangan sifat ferromagntiknya (titik Curie) pada suhu yang relative rendah yaitu 100 C (titik Curie untuk Fe adalah 768 C).
Bahan-bahan ferromagnetik yang berubah ukurannya pada medan
magnet diantaranya Ni, beberapa
paduan antara Fe, Cr, Co dengan
Al. Gejala perubahan ukuran tersebut dinamakan
magnetostriksi. Dielektrikmagnet
digunakan untuk inti peralatan rangkaian rangkaian magnetik
yang bekerja pada frekuensi
yang sangat tinggi dengan kerugian arus pusar yang rendah.
Sekarang banyak
digunakan Ferrit pada peralatan
yang bekerja pada frekuensi
tinggi. Bahan ini adalah kompon keramik yang mempunyai
rumus umum MOFeO3.
M adalah logam diantara Fe, Cu, Mn, Zn, danNi.
Ferrit dibuat dengan
campuran senyawa-senyawa Oksidanya dengan perbandingan yang tepat dalam bentuk bubuk, dengan tambahan sebikit
bahan-bahan organik untuk mengikat atau merekatkan,
ditekan dan dipanasi 1100 – 1400o C
di ruang yang berisi oksida.
Ferrit adalah semikonduktor yang mempunyai resitifitas antara 102 hingga 107
Ω
cm. Karena Resitivitas yang tinggi tersebut, maka sangat tepat digunakan pada frekuensi tinggi
karena rugi daya yang disebabkan arus pusar adalah kecil. Ferrit mempunyai massa jenis 3 - 5 g/cm3 kapasitas termal 0,17 kalori/g
oC, konduktivitas panas 5.10 W/cm oC,
muai panjang 105 / oC.
Tabel 4.2 Bahan-bahan magnetik lunak
Klasifikasi
|
Komposisi
(sisanya
% Fe)
|
Hc
Ampere
lilit/m
|
Br
Wb/m^2
|
1
|
2
|
3
|
4
|
I. Besi murni untuk baja
listrik
II. Besi tuang
III. Dinamo dan Transformator
Baja trafo I
Baja trafo II Baja trafo III Baja trafo IV
IV.
Bahan-bahan yang mengandung Ni Permenorm 3601K1 (it) Nikkel murni
Hyperm Memetal
Supermalloy
V Bahan-bahan yang mengandung Al Sendust
Vacadur
|
0,01
% C
2 – 3,5 %C
0,7
% Si
1% Si
1,7
- 2,7 % Si
3,4
- 4,3 % Si
36
%Si
99%
Ni; 0,2 % Cu
50%
Ni
76
% Ni; 5 % Cu
79
% Ni; 55 Mo; 0,5% Mn
5.4
%Al; 9,6 % Si
|
6,32
- 31,6
126,4
158
252,8
63,2
- 79
23,7
- 47,7
7,9
1,2
4,74
- 1,9
1,2
0,47
1,74
|
2,1
- 2,15
>1,5
2,1
2
1,95
1,9
1,3
0,6
1,5
0,8
0,78
1,1
|
VI Bahan-bahan yang mengandung Co Vacaflux 50
Cobal murni
VII.Paduan
Termo
Termofluks 65/1000
|
16 Al
49%
C0; 1,8 V
99
% Co
|
3,95
110,6
790
|
0,9
2,35
7,8
|
30 Ni induksinya sangat
tergantung pada suku, misalnya : H = 7900
Ampere lilit/m
t = 0o C t
= 20o C t
= 60o C
B = 0,41 B
= 0,3 B
= 0,065
|
Keterangan : it adalah
inti toroida
1 A lilit /m = 0,0126 Oersted
1Wb/m2 = 104 Gauss
Bahan-bahan yang
mempunyai jerat
histerisis persegi
seperti
yang ditunjukkan pada gambar digunakkan pada komputer sebagai
perangkat memory atau
komponen opersi logic, sebagai alat switching
dan penyimpan informasi.
4.3 Bahan Magnet Permanen
Magnet permanen
digunakan pada instrumen
pengindraan, rele, mesin-mesin listrik yang kecil dan banyak
lagi. Baja karbon yaitu baja dengan komposisikarbon
0,4 hingga 1,7 % merupakan bahan dasar pembuatan
magnet permanen. Walaupun bahan ini tergolong harganya murah
tetapi
kualitas
kemagnetannya
tidak
terlalu
tinggi. Kemagnetan bahan ini relatif lebih mudah untuk hilang terutama disebabkan oleh pukulan atau vibrasi. Untuk menaikkan mutu kemagnetannya,
mka baja karbon ditambah wolfram, kromium atau kobal.
Magnet yang dibuat dari karbon murni, wolfram, kromium, dan baja kobal harus dikeraskan di dalam air atau minyak mineral sebelum dimagnetisasi.
Bahan paduan alni terdiri
dari aluminium, nikel dan
besi . Jika bahan tersebut ditambah lagi dengan Si, maka paduan disebut alnisi. Sedangkan alnico adalah bahan paduan yang terdiri dari aluminium, nikel dan kobal. Bahan-bahan tersebut mempunyai sifat kemagnetan yang tinggi
dan lebih murah dibanding baja kobal kualitas tinggi.
Vectolit adalah bahan paduan yang terdiri dari besi, kobal oksida
sedangkan
ferroxdure adalah bahan paduan yang terdiri dari besi oksida dan barium, bahan ini juga
disebut barium ferrit dan di pasaran dengan nama arnox, indox atau ferroba, pembuatannya adalah dari
bubuk bahan yang akan dipadukan pada suhu yang tinggi.
Penggunaanya antara lain : magnet pada pengeras suara,perangkat
penggandeng magnetik. Beberapa sifat
kemagnetan dari bahan
magnet permanen paduan seperti terlihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.3 Beberapa Bahan Magnet Keras
Nama
|
Komposisi
|
Hc
A-lilit/m
|
Br
Wb/m2
|
(BH)
Maks
J/m3
|
Baja wolfram
Baja chrom
Baja kobal
Alni Alnisi
Alnico II Alnico V Vektolit
Platina kobal
|
93,3% Fe,
0,7%C, 6%W
96%Fe, 1%C, 3%Cr
59%Fe, 1%C,
5%Cr,
5%W, 30%Co
57%Fe, 4%Cu, 25%Ni,
14%Al
51%Fe, 1%Si,
34%Ni,
14%Al
55%Fe, 17%Ni, 12%Co,
10%Al
51%Fe, 24%Co, 14%Ni,
8%Al
44%Fe3O4, 30%Fe2O3,
26%Co2O3
77%Pt, 23%Co
|
4.800
4.800
17.500
43.800
63.700
50.000
50.000
70.000
200.000
|
1,05
0,9
0,9
0,55
0,4
0,7
1,2
0,6
0,45
|
2.400
2.200
7.440
4.400
11.20
0
17.00
0
45.00
0
4.000
16.00
0
|
Magnetostriksi
Pada saat sebuah bahan ferromagnetik diamagnetisasi, umumnya secara fisik
akan terjadi perubahan dimensi.
Hal atau gejala seperti ini disebut magnetostriksi.
Terdapat tiga jenis magnetostriksi, yaitu :
a. Magnetostriksi longitudinal, yaitu
perubahan panjang
searah
dengan magnetisasi. Perubahan ini dapat bertambah panjang atau berkurang.
b. Magnetostriksi transversal, yaitu perubahan dimensi
tegak lurus dengan arah
magnetisasi.
c. Magnetostriksi volume, yaitu perubahan
volume sebagai akibat
dari kedua efek diatas.
Perubahan
panjang atau ( ∆ℓl) searah induksi magnetisasi disebut Efek joule.
Magnetostriksi joule (τ ) adalah
perbandingan antara perubahan panjang (∆ℓ) dengan
panjang semula (ℓ). Umumnya harga tidak lebih dari 30.10-6.
magnetostriksi beberapa
bahan ditunjukan pada
gambar.4.7
Perubahan searah panjang juga menyebabkan perubahan
permeabilitas kearah
perubahan panjang tersebut.
Hal
ini
disebut
Efek
Villari.
Secara
umum
dapat
dikatakan bahwa permeabilitas akan naik karena penurunan
perubahan atau kenaikan tegangan tarik. Sebaliknya untuk bahan dengan τ negatif,
tekanan yang digunakan
akan mengurangi permeabilitas.
Secara
praktis pengaruh dari penggunaan
magnetostriksi adalah sangat terbatas. Beberapa pemakaian yang memperhatikan magnetostriksi antara
lain : Oscilator frekuensi tinggi dan Generator
super sound, Proyektor
suara bawah air, Detektor-detektor suara. Karena permeabilitas adalah berhubungan dengan
magnetostriksi, maka untuk penggunaan bahan-bahan yang permeabilitasnya
tinggi harus diusahakan megnetostriksinya serendah mungkin.
Berkomentar u/ kritik & saran yg baik, demi kemajuan bersama,,